Tampilkan postingan dengan label catatan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label catatan. Tampilkan semua postingan

Kamis, 13 Desember 2018

Sehat Itu Murah

Saya percaya sakit itu banyak berasal dari pikiran yang sakit. Jika pikiran dan jiwa kita sehat, badan kita akan sehat. Logika " di dalam badan yang sehat terdapat jiwa yang sehat" menurut saya terbalik. Jiwa dan pikiran yang sehat akan membuat raga menjadi sehat.

Saya tidak akan membuat data pembanding melalui hasil kajian ilmiah sebagai referensi, namun saya akan menggunakan referensi badan sendiri. Mudah-mudahan kajian ini relevan untuk digunakan pada tubuh orang lain.

Saya beri judul tulisan ini, sehat itu murah. Kelihatannya "anti mainstream" judul tulisan ini, karena dalam mindset orang kebanyakan berlaku konsep "sehat itu mahal". Sehat itu menjadi mahal ketika seseorang sudah mengalami sakit. Biaya berobat mahal. " Kan ada BPJS, kenapa harus mahal?" Banyak orang tidak sabar dengan pelayanan kesehatan melalui BPJS karena sering harus antri, dan kualitas obat yang diberikan dianggap masyarakat sebagai obat kelas dua. Kondisi seperti itu yang akhirnya menyebabkan banyak orang memilih menjadi pasien umum, karena tidak perlu antri dan mendapat kualitas obat bermerk. Sebagai pasien umum, otomatis biaya yang harus dikeluarkan jadi lebih mahal dari pada memanfaatkan pelayanan BPJS.

Sebenarnya, bila kita mau sedikit bersabar sedikit antri di tempat pengobatan umum, maka kita bisa menghemat biaya yang lumayan banyak. Kualias pelayanan medis yang diberikan oleh pelaksana kesehatan BPJS jangan dipersepsikan berkualitas rendah. Rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan yang didukung BPJS juga ditangani oleh dokter-dokter berpengalaman. Obat generik yang sering diberikan kepada peserta BPJS, secara kualitas sama saja dengan obat paten. Berhubung kebanyakan "orang mampu" sering tidak sabar dengan pelayanan rumah sakit atau puskesmas yang harus antri mengular, akhirnya lebih memilih ditempat dokter praktek pribadi. Dan itulah yang menyebabkan "sehat itu mahal".

Menurut saya, agar "sehat itu murah", maka upaya preventif harus dilakukan agar kita tidak sakit. Mencegah supaya tidak sakit, barangkali sudah banyak dibahas orang. Kajian standar supaya badan tetap sehat sangat biasa dikaji. Beberapa upaya yang umum harus dilakukan agar tubuh kita tidak sakit antara lain: makan makanan yang bergizi, berolahraga yang cukup, istirahat yang cukup, dan pola hidup sehat. Mudah dan murah, namun banyak orang sulit merealisasikan.

Ada beberapa hal lain yang menurut saya sering luput dari kajian, mencapai hidup sehat dengan cara murah. Ketika kita yakin bahwa tubuh yang sehat itu bisa dibangun dari jiwa yang sehat, maka upaya pelengkap yang juga harus dilakukan agar tubuh kita sehat adalah membangun jiwa yang sehat dari jiwa spiritul, personal, dan sosial. Seseorang yang mampu membangun spirit keagamaan yang diyakininya maka akan memunculkan ketenangan jiwa. Bagi seorang muslim, ritual ibadah wajib dan sunnah bila dilakukan secara istiqomah (konsisten), maka ketenangan jiwanya akan terpelihara. Ibadah sholah, puasa sunnah, sholat malam, shadaqah, silaturahmi, adalah sebagian dari ibadah yang dijalankan oleh seorang muslim yang memiliki kekuatan membangun ketenangan jiwa. Ketika ketenangan jiwa telah diraih akan berdampak pada ketenangan irama denyut jantung, tekanan darah, relaksasi badan. Dan itu menyehatkan.

Jiwa dalam kondisi tertekan akan meyebabkan keseimbangan tubuh akan terganggu. Keseimbangan tubuh bisa juga dibangun dari kesadaran personal. Seseorang yang bijak memperlakukan tubuhnya, serta tidak "mendholimi" tubuhnya, orang itu akan mencapai keseimbangan personal. Sering tubuh lelah karena harus beraktivitas melebihi kemampuan tubuhnya. Tubuh kita perlu istirahat. Memaksa tubuh beraktivitas melebihi kemampuannya adalah pangkal munculnya beberapa penyakit, seperi liver.

Ada sebuah  hadits Nabi Muhammad SAW yang berbunyi, "Barangsiapa yang suka diluaskan rizkinya dan ditangguhkan kematiannya, hendaklah ia menyambung tali silaturahmi". Dengan bahasa lain, silaturahmi bisa memanjangkan umur dan meluaskan rizki. Makna dipanjangkan umurnya, bisa pahami juga dengan akan disehatkan tubuhnya sehingga umurnya akan menjadi panjang. Silaturahmi yang paling murah adalah bersilaturahmi dengan tetangga kanan dan kiri. Di zaman sekarang, apalagi yang tinggal di daerah perkotaan, silaturahmi dengan tetangga kanan dan kiri sering sulit untuk dilakukan karena alasan kesibukan.

Dari tulisan singkat ini mudah-mudahan muncul kesadaran, bahwa untuk memiliki tubuh yang sehat itu tidak perlu harus berbiaya mahal. Jika usaha untuk menjadi sehat sudah dilakukan tetapi tetap masih terserang penyakit, itu berarti takdir yang harus diterima. Mungkin dengan sakit kita akan menjadi lebih taat menjalankan perintahNya, atau sakit menjadi ujian kesabaran kita. Wallahu a'lam bishawab

Kamal, 7 Oktober 2018

Rabu, 10 Oktober 2018

Premium Naik, Lalu Dibatalkan, Ada Apa?

Pemerintah sore tadi mengumumkan kenaikan harga BBM jenis premium, setelah siang hari mengumumkan kenaikan harga pertamax dan solar non subsidi. Selang sejam, ada pengumuman susulan bahwa kenaikan harga premium dibatalkan hingga menunggu kesiapan Pertamina.

Menyaksikan kejadian kita jadi bingung, ada apa dengan pemerintah kita? Ada apa pak jokowi? Rasanya aneh, keputusan strategis dan penting harus direvisi selang satu jam hanya karena alasan menunggu kesiapan Pertamina. Pasti banyak yang beranggapan bahwa pemerintah sedang "bersenda gurau", atau menuduh pemerintah melakukan pencitraan untuk kepentingan pilpres.

Kebijakan kenaikan BBM pasti dihasilkan dari kajian yang panjang, dan tidak mungkin keputusan itu dihasilkan dari hasil pembicaran sektoral tanpa koordinasi dengan semua elemen terkait. Masyarakat yang menyaksikan jadi gaduh. Kegaduhan yang sengaja diciptakan? Entahlah, hanya pemerintah yang tahu. 

Para konsumen premium tentu merasa senang dengan pembatalan kenaikan itu. Tapi sampai kapan pemerintah mampu menahan kenaikan harga BBM bersubsidi tersebut? Harga minyak mentah dunia yang terus naik akan membuat keuangan negara akan tersedot karena sebagian komsumsi BBM kita diperoleh dari impor. Menurut pengamat ekonomi, harga keekonomian premium berada dikisaran Rp.8.500 sampai Rp.9.000. Sedangkan pemerintah masih menggunakan harga premium sebesar  Rp.6.550.

Jika dalam seminggu ke depan, atau hingga akhir tahun pemerintah tidak jadi menaikkan harga premium, padahal harga mentah dunia terus naik, maka tuduhan pencitraan akan semakin terarah pada pemerintah. Kita tunggu saja, apakah pemerintah bertindak realistis atau sekedar pencintraan untuk kepentingan pilpres 2019.

Kamis, 13 September 2018

Pengenalan Lapangan Persekolahan UTM di SMPN 1 Kamal

Lama sekali tidak nulis. Kalimat pendek itu yang saat ini mewakili gundahnya proses kreatifku. Berminggu-minggu, bahkan berbilang tahun ruh menulisku entah hilang kemana? Aku menjadi seperti mesin, yang hanya berkerja saat tombol saklar dipijit. Proses kreatif betul-betul hilang. Malam ini aku ingin menulis lagi.

Hari ini aku mendadak jadi termehek-mehek, ketika mengikuti pelepasan mahasiswa PLP II, yang praktik mengajar di sekolah tempatku mengajar. Kebersamaan karena interaksi membuat mereka, mahasiswa bimbinganku sudah seperti anakku sendiri. Mereka hampir sepantaran anak sulungku yang juga kuliah di UTM. Jika akhirnya saat perpisahan itu tiba, sering membuat "kornea mata" tersapu basah oleh rasa haru.

Interaksi dua bulan bersama mereka terasa seperti sudah sangat lama. Mudah-mudahan berbagi pengalaman mengajar bersama kalian, dapat menjadi tambahan rujukan saat mengajar yang sebenarnya. Kalian akan menjadi guru-guru hebat. Maafkan bila tak banyak ilmu yang kalian dapat.

Sukses buat "anak-anak" bimbinganku Linayanti, Feby Permata Sari, Nor Fitriyah. Ketika kalian menjadi guru yang sebenarnya, dunia persekolahan sangat berwarna. Menjadi guru bukan hanya harus mengajar tapi juga bisa mendidik. Teruslah menjadi agen perubahan, dan penerus tugas nabi membentuk karakter umat melalui anak-anak didik kalian masing-masing. Jangan lelah mengajarkan kebaikan, dan membantu orang lain.

Kamal, 14 September 2018

Minggu, 26 Maret 2017

Boikot Inul Daratista

Seharian #BoikotInulDaratista menjadi trending topic di Twitter. Secara berulang para netizen men-tweet atau me-retweet tagarBoikotInulDaratista sehingga #BoikotInulDaratista menjadi trending topic. Mengapa gerakan boikot Inul Daratista menjadi trend di Twetter, bahkan juga trend di facebook dan whattaps? Semata-mata reaksi spontan atas tulisan pemilik joget ngebor di Instagram yang isinya menghina ulama.


Ketidakhadiran Inul sebagai juri DA4 di Indosiar pada minggu malam (26/3), mungkin dampak dari kecerobohan Inul memposting tulisan yang menyinggung banyak umat Islam itu. Bisa saja nasib Inul serupa komedian Uus yang melakukan tindakan yang hampir sama, pada akhirnya diberhentikan dari program TV yang dibawakannya.

Banyak netizen mengecam tulisan "kasar" Inul tersebut, sehingga para netizen mengungkit-ungkit sejarah Inul di dunia hiburan yang sempat ditolak banyak pihak karena goyang seronoknya, Banyak juga yang menasehati Inul agar berhati-hati menulis sesuatu. 

Sabtu, 25 Maret 2017

20 Tahun jadi Guru

Bulan Maret tahun 2017 ini genap 20 tahun saya diangkat menjadi guru pegawai negeri. Sebuah profesi yang kini banyak diburu kaum muda, karena secara finansial dianggap cukup menjanjikan bagi skema penghidupan yang layak untuk membiayai kehidupan keluarga. Sertifikasi telah mengubah pandangan banyak lulusan SMA tentang profesi guru. Guru yang dulu dipandang sebagai profesi marjinal dan tidak menjanjikan masa depan mulai dianggap profesi "gagah" dan dapat mengangkat nilai diri.

Menjadi guru, selama 20 tahun, saat teman yang lain sudah banyak yang beralih menjadi pengawas, kepala sekolah, atau pindah ke jabatan struktural, sering menggoda batin saya untuk mencoba tantangan lain di luar guru. Sebenarnya, saya masih "enjoy" menjalani takdir menjadi guru ini, namun sebagai manusia biasa, rentang dua puluh tahun itu kadang memunculkan pola aktivitas yang flat

Ketika intropeksi terhadap kompetensi diri, kadang muncul rasa tidak percaya diri menjadi "sesuatu" di luar guru. Melihat tugas berat kepala sekolah, muncul rasa takut tidak mampu bila benar-benar ditakdirkan jadi kepala sekolah. Juga jadi pengawas, atau di posisi lain, sama saja sering membuat tidak percaya diri.

Biarlah, untuk saat ini saya akan menjalani takdir untuk membagi ilmu di ruang-ruang kelas, dan berharap menumbuhkan anak-anak cerdas yang berkarakter baik. Jika Allah SWT, hanya memilihkan "guru" sebagai ladang ibadahku hingga pensiun, saya berusaha untuk tidak menyesalinya. Dengan bangga saya tuliskan di dada " saya guru".

Minggu, 10 Mei 2015

MUNGKINKAH TIKUS DI RUMAHKU MENGALAMI RESISTENSI?



                Belakangan ini orang serumah dibikin sebel oleh kehadiran tikus di rumah. Anakku yang paling kecil jadi tidak berani ke dapur untuk ngambil piring, takut berpapasan dengan hewan pengerat itu. Istriku juga jadi malas cuci piring karena khawatir tiba-tiba si Mickey melompat di depannya dan membuat dia menjerit histeris. Anakku yang lak-laki juga merasa nggak nyaman di ruang belakang karena kehadiran tikus menjijikkan itu.
                Seisi rumah pokoknya terganggu dengan kehadiran tikus-tikus nakal itu. Termasuk juga aku, merasa terganggu dengan invasi tikus-tikus sialan itu. Tikus-tikus itu kian hari kian menyebalkan. Pernah, tempe goreng di atas kulkas dihabiskannya tanpa sisa. Juga keranjang sampah digerogoti hingga bolong-bolong. Dan yang paling bikin kesal adalah kabel mesin cuci digigit kabelnya hingga terpotong-potong, dan jadi nggak bisa dinyalakan. Hari-hari terakhir ini tikus-tikus usil itu suka keluyuran di sekitar kompor dan kerap menjatuhkan wajan dan panci sehingga bikin kaget.
                Aku tidak tahu lewat mana tikus-tikus itu masuk ke rumah. Yang pasti tikus-tikus itu turun dari loteng melewati tangga, tanpa kuketahui lewat mana jalan masuknya. Sebenarnya, aku sudah sering berusaha untuk menumpas tikus-tikus itu, misalnya dengan cara meracunnya. Dulu, setiap selesai meracun tikus beberapa hari kemudian pasti akan tercium bau bangkai tikus yang mati. Tapi, sekarang ini aku hampir putus asa menempuh jalan menggunakan racun tikus. Sudah hampir sebulan lebih usaha memberantas tikus di rumah menggunakan racun tidak membuahkan hasil. Berbagai merek racun tikus aku coba ternyata hasilnya nihil. Tikus-tikus itu tetap sehal wal afiat dan tidak ada yang terganggu kesehatannya. Jangan-jangan tikus-tikus itu punya ilmu kebal.
                Sering muncul pertanyaan, apakah tikus-tikus di rumahku telah mengalami resistensi (kebal) terhadap racun mirip dengan hama? Sebagai guru biologi, pernah mengajarkan kepada murid di kelas bahwa penggunaan insektisida dapat menyebabkan resistensi pada hama. Apa hal sama telah terjadi dengan tikus-tikus yang ada di rumahku. Tikus-tikus itu telah menjadi resisten terhadap racun-racun tikus yang kugunakan selama ini. Tikus-tikus itu telah kebal dengan dosis racun tikus yang kugunakan selama ini.
                Entahlah, mana yang benar mengenai penyebab kebalnya tikus-tikus dirumahku terhadap racun tikus. Resistensi terhadap racun tikus atau racun tikusnya palsu, sehingga tidak ampuh membunuh tikus-tikus itu. Sampai tulisan ini dibuat aku masih menunggu reaksi racun tikus terakhir yang aku suguhkan pada tikus-tikus itu, yang buatan cina, karena tidak ada teks bahasa Indonesianya. Bentuk racunnya mirip butiran beras berwarna merah muda. Mudah-mudahan racun itu segera mengakhiri gangguan hewan pengerat menjijikkan itu dirumahku.
                Jika ditanya mengapa tidak mencoba cara lain untuk mengusir tikus-tikus itu, misalnya menggunakan jebakan, lem, atau pengusir elektrik. Entahlah, hingga saat ini tidak ada keinginan untuk mencoba cara lain selain menggunakan racun tikus.
                Akhirnya, sebuah hikmah yang harus aku ambil dari tikus-tikus itu adalah “bila Allah SWT belum berkenan mengambil nyawa makhluknya bagaimanapun usaha makhluk hidup lain berupaya untuk mengakhiri hidup makhluk hidup lainnya maka usaha itu akan sia-sia. Kapan matinya makhluk Allah SWT itu rahasia Allah SWT, tak ada satu makhluk pun yang tahu”.

Rabu, 11 Maret 2015

Ingin Menjadi Guru Hebat

Bila hari ini, saya masih setia menjalani profesi guru, mudah-mudahan bukan karena ketidakmampuan saya mencari pekerjaan yang lain, tapi pekerjaan ini telah tumbuh menjadi cinta. Yang kadang terasa mengangenkan saat libur panjang, tak jumpa anak-anak dengan segala macam karakternya.

Meski bagi sebagian mereka yang menjalani profesi sebagai guru adalah penjara, karena mungkin mereka menjadi guru karena terpaksa, dan tak menemukan profesi lain untuk mengais rejeki. Tapi, saya menemukan kenikmatan berada diantara anak-anak, belajar bersama mereka.

Padahal dulu, saya masuk IKIP Surabaya (sekarang UNESA) karena saran orang tua, bukan dorongan pribadi. Karena dari kecil cita-cita saya ingin jadi insinyur pertanian. Namun, perjalanan waktu telah mengubah semuanya, dan takdir menghendaki saya menjadi seorang pendidik.

Saya punya keyakinan bahwa saya belum menjadi guru hebat, namun saya terus berusaha menjadi guru yang bisa membagi ilmu dengan menyenangkan. Memang tidak mudah menjadi guru hebat, tapi saya harus terus berusaha.

Minggu, 15 Februari 2015

Drama Dangdut Academy 2 Indosiar Tidak Lucu

Melihat acara Dangdut Academy 2 di Indosiar kian hari tambah muak. Drama juri yang diperankan Saipul Jamil terlalu dipaksakan, dan nggak lucu sama sekali. Saya terpaksa melihatnya karena kebetulan istri melihatnya, dan saya melihatnya sambil lalu, sambil mengerjakan pekerjaan lain.

Komentar Saipul Jamil yang selalu dibuat beda terlalu vulgar dramanya. Penonton pasti bosan melihatnya. Saipul Jamil yang disetting sebagai antagonis, dengan konsep agar acara itu lebih memiliki dinamika, tidak monoton, memang berhasil. Tapi, bila antagonisnya terlalu ekstrim justru membuat acara ini jadi membosankan. Isinya hanya perdebatan antara host Irvan Hakim dan Ramzi versus Saipul Jamil. Juga Saipul Jamil versus Nazar sebagai Vocal Director. Ah, Saipul Jamil terlalu lebay.

Namun, selera tiap pemirsa dalam menyaksikan tayangan televisi tentu punya standar yang berbeda-beda. Indosiar pasti memiliki keyakinan bahwa kompetisi Dangdut Academy 2 dengan format acara yang sekarang masih memiliki penonton fanatik. Konsep kompetisi dangdut yang diselingi dengan drama juri, host, dan vocal director mungkin masih dianggap sebagai cara untuk merangkul pemirsa setia. Tapi bagi saya sangat membosankan.


 

Kutipan tayangan Dangdut Academy 2 di atas hanya satu contoh bahwa tayangan ini sangat membosankan. Tim kreatif acara ini bila terus memaksakan Saipul Jamil berperan dengan karakter antagonis yang "lebay" justru bisa jadi kontra produktif bagi acara ini. Kita hanya menyaksikan suguhan debat tidak berbobot, bukan tayangan musik yang menghibur.

Sabtu, 14 Februari 2015

Menyingkirkan Obsesi Menjadi Kepala Sekolah?

Puncak karier bagi seorang guru mungkin adalah kepala sekolah. Sebagai seorang guru yang telah bertugas sekitar delapan belas tahun, mimpi menjadi kepala sekolah pernah muncul dalam pikiran. Beberapa orang teman seangkatan ada yang sudah menjadi kepala sekolah. Entahlah, jurus apa yang mereka pakai sehingga mereka dengan mudah memperoleh kedudukan itu.

Berbekal iseng, tahun 2011 saya ingin ngetes kemampuan mengikuti tes kemampuan calon kepala sekolah SMP yang dilaksanakan Dinas Kabupaten bekerjasama dengan LPMP Propinsi. Dengan menggunakan uang pribadi sebesar empat ratus lima puluh ribu rupiah (kalau tidak salah) saya mengikuti tes tersebut dengan niat hanya ingin mengukur kemampuan. Dua hari menjalani tes, alhamdulillah saya dinyatakan layak dengan grade B.
Hingga hari ini sertifikat hasil tes kemampuan itu masih tersimpan rapi dalam document keeper, tanpa pernah tahu selanjutnya akan diapakan. Menjadi kepala sekolah hanya bermodalkan sertifikat itu rasanya mustahil. Sudah menjadi rahasia umum, masih ada prasarat lain yang harus dipenuhinya, dan semua pembaca pasti paham maksudnya.

Jika saya ditakdirkan hanya menjadi seorang guru hingga pensiun, saya tidak akan pernah menyesal memiliki sertifikat layak menjadi kepala sekolah itu. Mungkin takdir saya harus menjalani ini semua. Saya tak ingin menjadi kepala sekolah bila harus menggunakan jalur "bengkok". Biarlah orang mengatakan idealisme sudah bukan jamannya lagi terus dipegang teguh.

Mudah-mudahan Allah SWT, terus memelihara hati saya untuk tidak tergoda menempuh jalur "bengkok" untuk memuaskan nafsu duniawi saya. Amiin

Sabtu, 06 Desember 2014

Kurikulum Setengah Matang

Telor setengah matang itu lezat, tapi bila kurikulum yang setengah matang jadi memabukkan. Hah, masak begitu? Banyak guru dibikin mabuk, orang tua siswa juga demikian. Bila hari ini Anies Baswedan, menteri Pendidikan Nasional, mengumumkan bahwa kurikulum 2013 dihentikan, dugaan saya banyak guru melakukan sujud syukur (lebai kah?).

Sudah lama kurikulum 2013 ditentang kehadirannya oleh guru. Banyak yang mengatakan kurikulum 2013 terlalu prematur untuk dilahirkan. Mestinya masih diinkubator dulu baru dilepas ke alam bebas. Tidak terbayang sudah berapa trilyun rupiah hilang hanya karena mempersiapkan penerapan kurikulum 2013?

Penghentian mendadak ditengah tahun pelajaran ini, pasti akan membuat kelimpungan praktisi pendidikan di lapangan. Persoalan raport, buku pelajaran, jam mengajar, serta pilihan meneruskan kurikulum 2013 atau berhenti bagi sekolah yang sudah menjalani 3 semester adalah sesuatu yang akan membuat kekacauan di lapangan (meski hanya kacau level sedang).

Sebagai seorang guru, saya pasarah aja dengan kebijakan plin-plan ini. Semoga tetap diberi hati yang istiqomah untuk tetap tulus mencerdaskan anak-anak bangsa, meski tanpa kurikulum sekalipun! (lebai ah). Semoga keputusan Pak Anies ini membawa kebaikan bagi dunia pendidikan. Giliran selanjutnya hentikan UN, Pak!

Rabu, 29 Oktober 2014

Sisipan

Sekolah tempatku mengajar, minggu ini membuat sumpek
Raport sisipan yang sudah direncanakan Sabtu, masih menyisakan banyak kerjaaan
Adaptasi kurikulum baru, ternyata butuh waktu
Perubahan dinamika tak mudah diterima
Hingga akhirnya terus diundur
Entahlah...........