Jumat, 05 November 2021

Permainan Tradisional

 

 

 

 

 


GOBAG SODOR

Permainan Tradisional Gobag Sodor

Merupakan sebuah permainan tradisional yang melibatkan banyak anak. Dibagi ke dalam dua tim, jumlah anak per tim minimal tiga. Satu tim berjaga dan yang lainnya menjadi lawan atau pelaku permainan. Semakin banyak jumlah anak maka akan semakin seru. Permainan ini dimainkan dalam sebuah lapangan yang sudah diberi garis kotak – kotak.

Kelompok yang mendapat giliran untuk bermain harus bisa melewati kotak – kotak yang sudah dibuat, tanpa tersentuh oleh kelompok yang berjaga. Jika tersentuh maka permainan berakhir dan mereka harus berganti posisi. Tim lawan akan berjaga dan sebaliknya. Skor akan dihitung jika seorang anak bisa pergi dan kembali lagi ke home-based atau rumah atau pos pertama.

Permainan ini sangat menyenangkan dan begitu populer. Biasanya zaman dahulu di sore hari anak – anak suka berkumpul di sebuah lahan kosong dan memainkan permainan ini hingga maghrib menjelang. Tak sekedar menyenangkan tetapi gobag sodor melatih kewaspadaan, kecepatan, dan kebersamaan.

        PERMAINAN TRADISIONAL PETAK UMPET 

        


Permainan Tradisional Petak Umpet

Permainan ini minimal dilakukan oleh dua orang dan tidak ada batas maksimal jumlah pemainnya. Satu orang akan bertindak untuk berjaga pos dan nantinya mencari temannya yang bersembunyi. Ia akan menghitung sesuai perjanjian yang ditentukan di awal permainan misalnya sampai 20, 30, dan seterusnya.

Setelah hitungan mencapai angka yang telah ditetapkan, siap atau tidak ia akan mencari teman – temannya yang bersembunyi. Orang pertama yang ia temukan, itulah yang nantinya akan berjaga menggantikan posisinya sebagai pencari dan penjaga pos. Selain bisa dilakukan di kebun, anak – anak biasa memainkan permainan ini di dalam rumah. Tak jarang lemari, kolong tempat tidur, dan kolong meja menjadi tempat persembunyian.

PERMAINAN TRADISIONAL INGKLING ATAU ENGKLEK

        Permainan Tradisional Ingkling atau Engklek

Permainan ini dimainkan dengan cara berjalan satu kaki pada kotak – kotak yang sudah digambar di atas tanah secara bergiliran. Dalam permainan tradisional Jawa ada beberapa macam ingkling atau engklek, diantaranya adalah engklek gunung, engklek kitiran, engklek L, dan lain – lain.

Pemain harus melempar koin atau gacuk pada kotak secara berurutan. Pada kotak yang ditandai dengan lemparan gacuk, pemain tidak boleh menginjaknya. Pemain harus melewati kotak dan pada saat kembali ke garis awal ia harus mengambilnya kembali. Setelah itu dilemparkan kembali pada kotak selanjutnya. Pemain akan kalah dan berganti giliran jika ia melanggar aturan, misalnya menginjak garis.

PERMAINAN TRADISIONAL EGRANG

        Permainan Tradisional Egrang

Egrang adalah suatu alat permainan yang dibuat dari bambu. Bambu dipotong kemudian pada ketinggian tertentu dipasangi bamboo lagi secara melintang yang berfungsi sebagai tempat pijakan. Dahulu kala meskipun harus membuatnya sendiri, anak – anak rela berjam jam untuk melakukannya. Hal seperti inilah yang bisa melatih kreatifitas, keterampilan, serrta tanggung jawab anak.

Jika egrang sudah jadi, maka mereka akan berkompetisi dengan teman – temannya. Yang bisa berjalan paling cepat di atas egrang maka dia adalah pemenangnya. Di beberapa daerah, sebagai pemenang egrang ia akan mendapat perlakuan istimewa dari teman – teman yang dikalahkan. Hingga sekarang egrang belum benar – benar punah, malahan sering dilombakan dalam peringatan kemerdekaan RI.

PERMAINAN TRADISIONAL LOMPAT TALI

Permainan Tradisional Lompat Tali

Minimal permainan ini dimainkan oleh tiga orang saja. Dua orang berposisi memegang tali dan satu sisanya meloncati tali yang sudah dibuat dari karet yang dikait – kaitkan. Permainan ini bisa dimainkan banyak orang tanpa jumlah maksimal. Tinggi tali di mulai dari selutut, seperut, sedada, setelinga, sekepala, setengah merdeka (menaikkan sejengkal tangan di atas kepala) dan merdeka (setinggi tangan menunjuk ke atas).

Untuk menambah keseruan, biasanya anak – anak menambahkan gaya setelah melakukan lompatan misalnya berpura – pura menjadi patung. Setelah pelompat terakhir melakukan lompatan, maka patung harus berubah menjadi manusia kembali. Jika ada yang bergerak sebelum pelompat terakhir melakukan gilirannya, maka dia mati dan harus bergiliran menjadi pemegang tali.

 

PERMAINAN TRADISIONAL LEMPAR BATU ATAU GATHENG

Permainan Tradisional Lempar Batu atau Gatheng

Gatheng adalah permainan tradisional yang mengandalkan kerikil. Semakin banyak kerikil maka semakin seru. Permainan ini dimainkan dengan membuat perjanjian. Terlebih dahulu pemain akan melakukan suit atau hompimpah jika pemain lebih dari dua, bagi pemenang akan menentukan berapa jumlah batu yang harus diambil.

Misalnya satu, dua, dan biasanya paling banyak lima. Saat mengambil batu, satu batu dilempar ke udara. Sebelum batu tersebut jatuh ke tangan kembali, tangan tersebut harus sudah mengambil sejumlah batu yang ditentukan. Gampang – gampang, susah ya? Butuh kecepatan dan ketepatan.

Pemain akan melakukan giliran jika pemain pertama sudah berhenti karena melakukan kesalahan atau pelanggaran. Misalnya jumlah batu yang diambil salah, saat mengambil batu ia menyenggol batu lain yang tidak diambil dan saat melempar batu ke udara ia tidak bisa menangkapnya kembali.

PERMAINAN TRADISIONAL ULAR NAGA

Permainan Tradisional Ular Naga

Permainan tradisional ini dimainkan dengan jumlah anak yang cukup banyak, setidaknya lebih dari tujuh. Dua anak akan menyatukan tangan di atas kepala seperti membuat terowongan pendek dan sisanya berbaris memanjang sambil bernyanyi hingga lagu selesai, mereka juga harus keluar masuk terowongan dengan berjalan perlahan.

Lagunya kurang lebih seperti ini : “Ular naga panjangnya, bukan kepalang. Menjalar – jalar selalu riang kemari. Umpan yang lezat itulah yang dicari. Ini dianya yang terbelakang” Saat lagu selesai dan berhenti pada salah satu anak maka dia akan diajak menjauh dan memilih harus mengikuti salah satu anak yang membuat terowongan.

Nantinya yang memiliki pengikut terbanyak akan menjadi ayam dan induk sedangkan yang berpengikut sedikit akan menjadi serigala. Tugas serigala adalah menagkap anak induk ayam dan dijadikan pengikutnya. Tugas induk ayam adalah melindungi anak – anaknya dengan merentangkan tangan. Meskipun membuat anak terjatuh, tetapi permainan ini melatih anak untuk bertanggung jawab dan bersosialisasi.

PERMAINAN TRADISIONAL CUBLAK – CUBLAK SUWENG

Permainan Tradisional Cublak – Cublak Suweng

Merupakan sebuah permainan tradisional yang berasal dari Jawa Tengah. Satu pemain harus berjongkok di tanah membentuk meja dan yang lainnya meletakkan tangan mereka di atas punggung pemain yang berjongkok. Lalu mereka bernyanyi bersama sambil memindahkan benda atau kecik yang nantinya harus disembunyikan di salah satu pemain dan anak yang jongkok harus menebak siapa yang menyembunyikan.

Lagunya kurang lebih seperti ini “Cublak – cublak suweng! Suwenge teng gelenter. Mambu ketundung gudel. Pak dempo wela welo. Sopo ngguyu ndhelekake. Sir – sirpong dhele kopong! Sir – sirpong dhele kopong!” Pada bagian “Sir …” itulah kecik mulai disembunyikan. Jika berhasil menebak, maka yang menyembunyikan harus menggantikan posisi anak yang jongkok tersebut.

                                        PERMAINAN TRADISIONAL KOTAK POS

Permainan Tradisional Kotak pos

Sebenarnya permainan ini bukan dimainkan dengan makna sebenarnya. Caranya beberapa anak mengepalkan tangan dan menyatukannya di tengah. Ada salah satu anak akan bertindak sebagai pemimpin dengan menyentuh satu per satu kepalan tangan sambil bernyanyi bersama. Lagunya seperti ini “Kotak Pos belum diisi, mari kita isi dengan film-filman, tak uk uk minta apa?”

Saat lagu sudah berakhir dan sentuhan tangan jatuh di salah satu anak, maka anak tersebut harus menyebutkan tiga nama film. Jika tidak bisa maka ia harus keluar dari permainan dan kalah. Film bisa diganti dengan bunga, buah, sayur, hewan, dan kata umum lainnya.

PERMAINAN TRADISIONAL SEPAK SEKONG

Permainan Tradisional Sepak Sekong

Permainan ini sebenarnya mirip dengan petak umpet, bedanya orang – orang yang bersembunyi bisa muncul sesuka hati untuk merebut pos penjagaan dengan cara menyentuhnya dan berteriak “sekong”. Jika semua orang yang bersembunyi bisa menyentuh pos maka si penjaga akan berjaga lagi.

PERMAINAN TRADISIONAL BENTIK

Permainan Tradisional Bentik

Dimainkan dengan kayu atau patahan ranting pohon, anak – anak sangat suka memainkan permainan ini. Sebelumnya, mereka bahkan berlomba – lomba mendapatkan ukuran terbaik batang pohon dan membuat lubang luncur yang diyakini akan menyukseskan permainan mereka. Biasanya sebelum permainan anak – anak akan melakukan hompimpah untuk menentukan siapa yang pertama akan bermain.

Permainan diawali dengan mendorong tongkat yang dipasang melintang pada lubang luncur, mereka menyebut ini dengan gerakan “mencuthat”, Jika tongkat melambung dan lawan dapat menangkapnya maka ia akan mendapat poin.

PERMAINAN TRADISIONAL BENTENG – BENTENGAN

Permainan Tradisional Benteng – Bentengan

Tak hanya dimainkan di luar sekolah, permainan ini malah pernah dimasukkan dalam kurikulum pelajaran Penjaskes (Pendidikan Jasmani dan Kesehatan) atau olahraga. Semakin banyak yang ikut bermain, maka permainan akan semakin seru dan ramai. Anak – anak akan dibagi menjadi dua kelompok. Masing – masing akan memiliki tiang sebagai pos dan benteng. Tujuan permainan ini adalah menguasai benteng lawan.

Para pemain akan maju ke wilayah lawan dan berusaha menyentuh lawannya. Jika lawan tersentuh dan diketahui keluar wilayah aman, maka ia akan menjadi tawanan. Jika anggota kelompok sudah banyak yang menjadi tahanan, maka akan mudah bagi kelompok yang memimpin permainan untuk bisa menduduki benteng lawan. Permainan akan berakhir, ketika seorang anak bisa menduduki pos lawan tanpa tersentuh.

Menduduki disini dalam artian hanya sekedar memegang sebagian tiang milik lawan saja. Lucunya, terkadang permainan ini mereka anggap perang sungguhan, sehingga mereka melakukan dengan sungguh – sungguh dan tak jarang berakhir dengan perkelahian, tapi uniknya hari selanjutnya mereka akan memainkan permainan yang sama lagi.

PERMAINAN TRADISIONAL BOI – BOINAN

Permainan Tradisional Boi – Boinan

Boi – boinan adalah permainan tradisional yang dilakukan secara berkelompok. Mereka akan menyusun benda – benda tertentu dalam area permainan, misalnya pecahan genting, batu, ranting, dan lain – lain. Semua ditumpuk menjadi satu. Lalu, satu lagi benda yang tak boleh terlewatkan, yaitu bola kertas. Setelah semua disusun, seorang anak akan menggulirkan bola kertas ke arah tumpukan.

Peraturannya, jika bola kertas mengenai lawan maka dia “mati” harus keluar dari permainan. Tumpukan yang terkena bola kertas pun harus tetap disusun jika berantakan sambil tetap waspada untuk jangan sampai terkena bola kertas. Permainan akan berakhir jika tumpukan sudah habis dan tidak dapat disusun lagi.

 PERMAINAN TRADISIONAL KASTI


Permainan Tradisional Kasti

Kasti adalah permainan yang melibatkan banyak orang. Setidaknya 12 orang. Dibagi menjadi 2 kelompok, kelompok yang bermain dan yang berjaga. Sepintas permainan ini mirip olahraga soft ball tetapi lebih tradisional. Pada tim penjaga, ada yang bertindak sebagai blender atau pelempar bola, penjaga pemain yang memukul bola, dan sisanya berjaga di tengah lapangan bersiap untuk melempari pemain yang lewat.

Bagi kelompok yang mendapat giliran bermain, tugas mereka adalah memukul bola kasti sejauh mungkin dan berlari melalui pos dan kembali ke rumah atau home based mereka. Meskipun permainan ini sudah terlihat modern, sesungguhnya pada zaman dahulu sebagai pemukul anak – anak menggunakan kayu, dan bolanya memakai apa saja asal bentuknya cenderung bulat. Bahkan dari kertas yang dibulatkan.

PERMAINAN TRADISIONAL BAKIAK ATAU TEKLEK

Permainan Tradisional Bakiak atau Teklek

Bakiak atau sering juga disebut sebagai teklek adalah papan yang dipasangi karet sehingga bentuknya menyerupai sandal tetapi dalam satu alas memanjang. Biasanya permainan ini dilombakan beregu. Satu kelompok terdiri dari tiga sampai lima orang. Mereka akan memakai papan berkaret bersama dan berjalan cepat. Regu mana yang paling cepat mencapai garis finish maka itulah pemenangnya.

Permainan ini terlihat sederhana, tetapi bukan perkara mudah dalam memainkannya. Dibutuhkan kerja sama dan kekompakan dalam mengangkat dan melangkahkan kaki. Jika salah satu tidak fokus, langkah bisa menjadi semakin berat dan menyebabkan satu regu terjatuh.

PERMAINAN TRADISIONAL AMELIA – AMELIA

Permainan Tradisional Amelia – Amelia

Dimainkan dengan jumlah minimal lima anak. Satu anak akan berperan sebagai orang miskin dan sisanya adalah orang kaya. Si orang kaya akan bergandengan. Mereka akan menyanyikan lagu secara bergantian, tujuannya agar si miskin bisa memperoleh anak dari si kaya. Kurang lebih seperti ini nyanyian mereka:

Miskin: kami orang miskin, Amelia … Amelia …
Kaya: kami orang kaya, Amelia … Amelia …
Miskin: kami minta anak satu, Amelia … Amelia …
Kaya: namanya siapa Amelia … Amelia…
Miskin: namnaya xxxxx, Amelia … Amelia …
Kaya: seperti apa, Amelia … Amelia …
Miskin: seperti xxxxx, Amelia … Amelia…
Kaya: ini xxxxx – nya, Amellia … Amelia …

Maka si kaya akan memberikan satu anak kepada si miskin. Setelah habis, mereka akan berakhir dengan permainan ayam dan serigala. Si kaya menjadi serigala, dan si miskin yang sudah mendapatkan anak akan menjadi induk ayam dan anaknya.

 PERMAINAN TRADISIONAL KUCING DAN TIKUS

Permainan Tradisional Kucing dan Tikus

Permainan ini dilakukan dalam jumlah anak yang banyak. Saat pertama kali permainan di mulai akan ada dua anak yang sudah ditentukan menjadi kucing dan tikus. Sisanya membuat lingkaran dengan bergandengan tangan. Si tikus akan berada di tengah lingkaran lalu si kucng berada di luar. Tugas si kucing adalah menangkap si tikus keluar masuk lingkaran. Jika tertangkap, maka mereka akan berganti giliran.

Nah itulah penjelasan singkat seputar permainan tradisional. Mulai dari permainan tradisional jawa timur, permainan tradisional jawa tengah, permainan tradisional jawa barat, dll.