Minggu, 10 Mei 2015

MUNGKINKAH TIKUS DI RUMAHKU MENGALAMI RESISTENSI?



                Belakangan ini orang serumah dibikin sebel oleh kehadiran tikus di rumah. Anakku yang paling kecil jadi tidak berani ke dapur untuk ngambil piring, takut berpapasan dengan hewan pengerat itu. Istriku juga jadi malas cuci piring karena khawatir tiba-tiba si Mickey melompat di depannya dan membuat dia menjerit histeris. Anakku yang lak-laki juga merasa nggak nyaman di ruang belakang karena kehadiran tikus menjijikkan itu.
                Seisi rumah pokoknya terganggu dengan kehadiran tikus-tikus nakal itu. Termasuk juga aku, merasa terganggu dengan invasi tikus-tikus sialan itu. Tikus-tikus itu kian hari kian menyebalkan. Pernah, tempe goreng di atas kulkas dihabiskannya tanpa sisa. Juga keranjang sampah digerogoti hingga bolong-bolong. Dan yang paling bikin kesal adalah kabel mesin cuci digigit kabelnya hingga terpotong-potong, dan jadi nggak bisa dinyalakan. Hari-hari terakhir ini tikus-tikus usil itu suka keluyuran di sekitar kompor dan kerap menjatuhkan wajan dan panci sehingga bikin kaget.
                Aku tidak tahu lewat mana tikus-tikus itu masuk ke rumah. Yang pasti tikus-tikus itu turun dari loteng melewati tangga, tanpa kuketahui lewat mana jalan masuknya. Sebenarnya, aku sudah sering berusaha untuk menumpas tikus-tikus itu, misalnya dengan cara meracunnya. Dulu, setiap selesai meracun tikus beberapa hari kemudian pasti akan tercium bau bangkai tikus yang mati. Tapi, sekarang ini aku hampir putus asa menempuh jalan menggunakan racun tikus. Sudah hampir sebulan lebih usaha memberantas tikus di rumah menggunakan racun tidak membuahkan hasil. Berbagai merek racun tikus aku coba ternyata hasilnya nihil. Tikus-tikus itu tetap sehal wal afiat dan tidak ada yang terganggu kesehatannya. Jangan-jangan tikus-tikus itu punya ilmu kebal.
                Sering muncul pertanyaan, apakah tikus-tikus di rumahku telah mengalami resistensi (kebal) terhadap racun mirip dengan hama? Sebagai guru biologi, pernah mengajarkan kepada murid di kelas bahwa penggunaan insektisida dapat menyebabkan resistensi pada hama. Apa hal sama telah terjadi dengan tikus-tikus yang ada di rumahku. Tikus-tikus itu telah menjadi resisten terhadap racun-racun tikus yang kugunakan selama ini. Tikus-tikus itu telah kebal dengan dosis racun tikus yang kugunakan selama ini.
                Entahlah, mana yang benar mengenai penyebab kebalnya tikus-tikus dirumahku terhadap racun tikus. Resistensi terhadap racun tikus atau racun tikusnya palsu, sehingga tidak ampuh membunuh tikus-tikus itu. Sampai tulisan ini dibuat aku masih menunggu reaksi racun tikus terakhir yang aku suguhkan pada tikus-tikus itu, yang buatan cina, karena tidak ada teks bahasa Indonesianya. Bentuk racunnya mirip butiran beras berwarna merah muda. Mudah-mudahan racun itu segera mengakhiri gangguan hewan pengerat menjijikkan itu dirumahku.
                Jika ditanya mengapa tidak mencoba cara lain untuk mengusir tikus-tikus itu, misalnya menggunakan jebakan, lem, atau pengusir elektrik. Entahlah, hingga saat ini tidak ada keinginan untuk mencoba cara lain selain menggunakan racun tikus.
                Akhirnya, sebuah hikmah yang harus aku ambil dari tikus-tikus itu adalah “bila Allah SWT belum berkenan mengambil nyawa makhluknya bagaimanapun usaha makhluk hidup lain berupaya untuk mengakhiri hidup makhluk hidup lainnya maka usaha itu akan sia-sia. Kapan matinya makhluk Allah SWT itu rahasia Allah SWT, tak ada satu makhluk pun yang tahu”.