Sabtu, 14 Februari 2015

Menyingkirkan Obsesi Menjadi Kepala Sekolah?

Puncak karier bagi seorang guru mungkin adalah kepala sekolah. Sebagai seorang guru yang telah bertugas sekitar delapan belas tahun, mimpi menjadi kepala sekolah pernah muncul dalam pikiran. Beberapa orang teman seangkatan ada yang sudah menjadi kepala sekolah. Entahlah, jurus apa yang mereka pakai sehingga mereka dengan mudah memperoleh kedudukan itu.

Berbekal iseng, tahun 2011 saya ingin ngetes kemampuan mengikuti tes kemampuan calon kepala sekolah SMP yang dilaksanakan Dinas Kabupaten bekerjasama dengan LPMP Propinsi. Dengan menggunakan uang pribadi sebesar empat ratus lima puluh ribu rupiah (kalau tidak salah) saya mengikuti tes tersebut dengan niat hanya ingin mengukur kemampuan. Dua hari menjalani tes, alhamdulillah saya dinyatakan layak dengan grade B.
Hingga hari ini sertifikat hasil tes kemampuan itu masih tersimpan rapi dalam document keeper, tanpa pernah tahu selanjutnya akan diapakan. Menjadi kepala sekolah hanya bermodalkan sertifikat itu rasanya mustahil. Sudah menjadi rahasia umum, masih ada prasarat lain yang harus dipenuhinya, dan semua pembaca pasti paham maksudnya.

Jika saya ditakdirkan hanya menjadi seorang guru hingga pensiun, saya tidak akan pernah menyesal memiliki sertifikat layak menjadi kepala sekolah itu. Mungkin takdir saya harus menjalani ini semua. Saya tak ingin menjadi kepala sekolah bila harus menggunakan jalur "bengkok". Biarlah orang mengatakan idealisme sudah bukan jamannya lagi terus dipegang teguh.

Mudah-mudahan Allah SWT, terus memelihara hati saya untuk tidak tergoda menempuh jalur "bengkok" untuk memuaskan nafsu duniawi saya. Amiin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar