Minggu, 26 Oktober 2014

Menteri Baru

Hari ini menteri-menteri "Kabinet Kerja" diumumkan
Terasa kurang mendebarkan
Karena nama-nama mereka sudah bertebaran sebelumnnya
Masyarakat sudah tahu sebelum diumumkan
Satu nama yang jadi sangat kutunggu kiprahnya:
Anies Baswedan, Menteri Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan Menengah
Untuk membuat dunia pendidikan di negeri ini lebih beradab
Yang menjunjung tinggi kejujuran
Berani tidak ya beliau menghapus UN?

26-10-2014

Jumat, 02 Mei 2014

Mengenal Penyakit MERS

Middle East Respiratory Syndrome (MERS) merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh corona virus yang disebut Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-Cov). Kasus seperti ini pertama kali dilaporkan pada 2012 di Arab Saudi.

Kepala Pusat Komunikasi Publik Departemen Kesehatan, Murti Utami, menjelaskan virus ini berbeda dengan coronavirus lain yang telah ditemukan sebelumnya. Kelompok studi corona virus dari Komite Internasional untuk Taksonomi Virus memutuskan bahwa novel corona virus tersebut dinamakan sebagai MERS-Cov. Virus ini tidak sama dengan corona virus penyebab Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS), namun mirip dengan corona virus yang terdapat pada kelelawar.

Pada kurun waktu tiga bulan, sejak April--Juni 2013, jumlah infeksi MERS-Cov di dunia tercatat sebanyak 64 kasus (Saudi Arabia 49 kasus, Italia 3 kasus, United Kingdom 3 kasus, Perancis 2 kasus, Jordania 2 kasus, Qatar 2 kasus, Tunisia 2 kasus, dan Uni Emirat Arab 1 kasus) dengan 38 kematian.
Murti Utami menambahkan, sebagian besar orang yang terinfeksi MERS-Cov berkembang menjadi penyakit saluran pernapasan berat dengan gejala gejala demam,  batuk, dan napas pendek. "Sekitar separuh dari jumlah penderita meninggal. Sebagian dari penderita dilaporkan menderita penyakit saluran pernapasan tingkat sedang," katanya, Rabu, 3 Juli 2013.

Murti Utami mengatakan sampai dengan saat ini, masih terus dilakukan investigasi mengenai pola penularan MERS-Cov, karena telah ditemukan adanya penularan dari manusia ke manusia yang saling kontak dekat dengan penderita. Penularan dari pasien yang terinfeksi kepada petugas kesehatan yang merawat juga diamati. Selain itu, cluster dari kasus infeksi MERS-Cov di Arab Saudi, Jordania, the United Kingdom, Prancis, Tunisia, dan Italia juga diinvestigasi.

"Hingga saat ini belum ada vaksin yang spesifik dapat mencegah infeksi MERS-Cov. Selain itu, belum ditemukan juga metode pengobatan yang secara spesifik dapat menyembuhkan penyakit yang disebabkan oleh MERS-Cov.

"Perawatan medis hanya bersifat supportive untuk meringankan gejala. Tes laboratorium Polymerase Chain Reaction (PCR) untuk MERS-Cov tersedia di Kementerian Kesehatan dan beberapa laboratorium internasional, namun tes tersebut bukan tes rutin," katanya.

Kemenkes juga memberikan iimbauan kepada masyarakat yang hendak berpergian ke negara-negara Arab. Masyarakat tetap bisa melakukan perjalanan atau berkunjung ke negara-negara Arabia Peninsula dan sekitarnya, karena World Health Organization (WHO) dan Center for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat tidak akan mengeluarkan surat travel warning tentang kesehatan kepada negara-negara yang terkait dengan MERS-Cov.

Hal yang perlu diantisipasi saat akan berpergian ke negara-negara tersebut yaitu, jika terdapat demam dan gejala sakit pada saluran pernapasan bagian bawah, seperti halnya: batuk, atau sesak napas dalam kurun waktu 14 hari sesudah perjalanan, segera periksakan ke dokter.

Untuk melindungi diri dari kejadian penyakit saluran pernapasan, hendaknya lakukan beberapa langkah pencegahan sebagai berikut: 
1. Tutuplah hidung dan mulut dengan tisu ketika batuk ataupun bersin dan segera buang tisu tersebut ke tempat sampah.
2. Hindari menyentuh mata, hidung dan mulut dengan tangan yang belum dicuci; 
3. Hindari kontak secara dekat dengan orang yang sedang menderita sakit, misalnya ciuman atau penggunaan alat makan/minum bersama; 
4. Bersihkan menggunakan desinfektan untuk membersihkan barang-barang yang sering disentuh.

Sumber: http://www.klikpositif.com