Jumat, 29 April 2016
Akhirnya, Fajar Nugra Harus Close Mic
Akhirnya, di show ke 13 Fajar Nugra harus close mic. Sebenar, penampilan Fajar tidak jelek-jelek amat, namun persaingan di enam besar sangat ketat, dan peserta yang lain tampil lebih bagus. Fajar menempati dua terbawah komika tampil tidak memuaskan menurut juri bersama Gamayel. Dan Fajar ternyata yang harus close mic.
Lima besar SUCI 6 adalah Sadana Agung, Gamayel, Ardit Erwandha, Indra Jegel, dan Gebi Ramadhan.
Lima besar SUCI 6 adalah Sadana Agung, Gamayel, Ardit Erwandha, Indra Jegel, dan Gebi Ramadhan.
MASIHKAH ADA SEMANGAT MENYUMBANG RIO HARYANTO?
Selepas balapan seri ketiga Grand Prix China Shanghai,
prestasi Rio Haryanto di arena F1 masih mengecewakan. Pada GP Australia, Rio
gagal finish karena ada kerusakan mobil, dan di GP Bahrain Rio berada di urutan
paling buncit. Sementara di GP Shanghai China Rio berada di urutan kedua dari
belakang. Bangsa Indonesia masih menunggu prestasi yang lebih baik dari Rio di
GP Sochi Rusia.
Di seri ke
empat GP Rusia, grafik peningkatan prestasi Rio sangat ditunggu seluruh pecinta
F1 di Indonesia, dan ini menjadi titik penting menumbuhkan dukungan masyarakat
Indonesia terhadap kiprah Rio di GP F1. Saat ini Rio dibayang-bayangi harus
berhenti dari balapan, karena Rio belum melunasi kewajibannya ke Manor Racing.
Berbagai cara pemerintah melalui Menpora untuk menutupi kekurangan dana Rio ke
Manor. Terakhir, Menpora bersama Menkominfo mencoba menggalang dana melalui SMS
7788. SMS donasi untuk Rio berlaku sama dengan seluruh operator seluler yang
terlibat dalam program ini, yakni Rp. 5.000,00/SMS. Cara pengirimannya adalah
dengan mengetik RIO dan dikirimkan ke nomor 7788. Program ini akan berlaku
hingga 17 Juli 2017.
Hingga saat
ini Rio baru membayar 8 juta euro, 5 juta eoro berasal dari Pertamina dan 3 juta euro dari
dana keluarga Rio, dari total 15 juta euro kepada Manor Racing. Berarti pihak
Rio masih berhutang 7 juta euro ke Manor Racing. Bila di kurs-kan ke rupiah,
kurs Euro saat ini sekitar Rp. 15.000,00,
maka dalam rupiah sebesar 105 milyar rupiah. Pertamina sebagai sponsor utama
Rio rupanya tidak mampu menanggung biaya sebesar itu, namun pihak Pertamina
melakukan pendekatan kepada Manor Racing agar tetap memberi kesempatan kepada
Rio untuk menyelesaikan 21 seri balapan selama tahun 2016 meskipun dana
setorannya belum lunas. Bila pihak Rio tidak mampu membayar kekurangan dana
setoran ke Manor Racing maka Rio hanya akan berlaga sampai 11 seri balapan.
Sungguh sayang bila kekurangan dana itu tidak mampu dipenuhi, dan akhirnya Rio
berhenti balapan. Yang dikhawatirkan adalah bila Rio harus membawa bendera
negara lain karena negara tidak mampu menyelesaikan persoalan dana tersebut.
Bila BUMN lain
di luar Pertamina tidak berpartisipasi mendukung pendanaan Rio, tinggal
menunggu kontribusi “saweran” lewat SMS pecinta Rio, apakah akan mampu
mengumpulkan dana yang signifikan untuk menutupi kekurangan dana setoran ke
Manor Racing? Jika prestasi Rio hingga 7 seri awal tidak beranjak dari urutan
dua besar dari belakang, rasanya sulit menggugah masyarakat untuk turut
menyumbang dana untuk Rio. Ekspetasi masyarakat pencinta F1 yang demikian besar
diawal lomba, jangan dibiarkan redup seiring waktu. Masyarakat kita banyak
bermimpi Rio langsung sukses. Mereka lupa, bahwa untuk menjadi pembalap besar
butuh proses.
Masyarakat
pencinta F1 di Indonesia harus lebih objektif melihat prestasi Rio. Jangan
bermimpi Rio langsung bisa masuk 10 besar, tapi perlu proses. Mari beri
kesempatan kepada Rio untuk menyelesaikan 21 seri balapan tahun ini. Untuk bisa
membuktikan bahwa Rio bisa menunjukkan hasil terbaiknya, dia harus bisa balapan
hingga usai semua seri balapan. Dan, agar bisa balapan semua seri, Rio butuh
bantuan dana. Uluran tangan kita semua untuk mendukung Rio sangat dibutuhkan.
Kalau tidak sekarang, kapan lagi ?
Langganan:
Postingan (Atom)