Belakangan ini orang serumah
dibikin sebel oleh kehadiran tikus di
rumah. Anakku yang paling kecil jadi tidak berani ke dapur untuk ngambil
piring, takut berpapasan dengan hewan pengerat itu. Istriku juga jadi malas
cuci piring karena khawatir tiba-tiba si Mickey melompat di depannya dan
membuat dia menjerit histeris. Anakku yang lak-laki juga merasa nggak nyaman di
ruang belakang karena kehadiran tikus menjijikkan itu.
Seisi
rumah pokoknya terganggu dengan kehadiran tikus-tikus nakal itu. Termasuk juga
aku, merasa terganggu dengan invasi
tikus-tikus sialan itu. Tikus-tikus itu kian hari kian menyebalkan. Pernah,
tempe goreng di atas kulkas dihabiskannya tanpa sisa. Juga keranjang sampah
digerogoti hingga bolong-bolong. Dan yang paling bikin kesal adalah kabel mesin
cuci digigit kabelnya hingga terpotong-potong, dan jadi nggak bisa dinyalakan.
Hari-hari terakhir ini tikus-tikus usil itu suka keluyuran di sekitar kompor
dan kerap menjatuhkan wajan dan panci sehingga bikin kaget.
Aku
tidak tahu lewat mana tikus-tikus itu masuk ke rumah. Yang pasti tikus-tikus
itu turun dari loteng melewati tangga, tanpa kuketahui lewat mana jalan masuknya.
Sebenarnya, aku sudah sering berusaha untuk menumpas tikus-tikus itu, misalnya
dengan cara meracunnya. Dulu, setiap selesai meracun tikus beberapa hari
kemudian pasti akan tercium bau bangkai tikus yang mati. Tapi, sekarang ini aku
hampir putus asa menempuh jalan menggunakan racun tikus. Sudah hampir sebulan
lebih usaha memberantas tikus di rumah menggunakan racun tidak membuahkan
hasil. Berbagai merek racun tikus aku coba ternyata hasilnya nihil. Tikus-tikus
itu tetap sehal wal afiat dan tidak ada yang terganggu kesehatannya.
Jangan-jangan tikus-tikus itu punya ilmu kebal.
Sering
muncul pertanyaan, apakah tikus-tikus di rumahku telah mengalami resistensi (kebal) terhadap racun mirip
dengan hama? Sebagai guru biologi, pernah mengajarkan kepada murid di kelas
bahwa penggunaan insektisida dapat menyebabkan resistensi pada hama. Apa hal
sama telah terjadi dengan tikus-tikus yang ada di rumahku. Tikus-tikus itu
telah menjadi resisten terhadap racun-racun tikus yang kugunakan selama ini.
Tikus-tikus itu telah kebal dengan dosis racun tikus yang kugunakan selama ini.
Entahlah,
mana yang benar mengenai penyebab kebalnya tikus-tikus dirumahku terhadap racun
tikus. Resistensi terhadap racun tikus atau racun tikusnya palsu, sehingga
tidak ampuh membunuh tikus-tikus itu. Sampai tulisan ini dibuat aku masih
menunggu reaksi racun tikus terakhir yang aku suguhkan pada tikus-tikus itu,
yang buatan cina, karena tidak ada teks bahasa Indonesianya. Bentuk racunnya
mirip butiran beras berwarna merah muda. Mudah-mudahan racun itu segera mengakhiri
gangguan hewan pengerat menjijikkan itu dirumahku.
Jika
ditanya mengapa tidak mencoba cara lain untuk mengusir tikus-tikus itu,
misalnya menggunakan jebakan, lem, atau pengusir elektrik. Entahlah, hingga
saat ini tidak ada keinginan untuk mencoba cara lain selain menggunakan racun
tikus.
Akhirnya,
sebuah hikmah yang harus aku ambil dari tikus-tikus itu adalah “bila Allah SWT
belum berkenan mengambil nyawa makhluknya bagaimanapun usaha makhluk hidup lain
berupaya untuk mengakhiri hidup makhluk hidup lainnya maka usaha itu akan
sia-sia. Kapan matinya makhluk Allah SWT itu rahasia Allah SWT, tak ada satu
makhluk pun yang tahu”.